"What" A. Tindakan pengajaran memiliki dua aspek utama yang sangat penting, yaitu aspek instruksional dan manajerial kelas. Aspek instruksional berkaitan langsung dengan proses pembelajaran itu sendiri, termasuk metode dan strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Dalam aspek ini, informasi yang bisa diperoleh mencakup efektivitas berbagai metode pengajaran seperti ceramah, diskusi, proyek, dan pembelajaran berbasis masalah. Selain itu, informasi tentang seberapa jauh siswa memahami materi, bagaimana mereka terlibat dalam proses belajar, dan bagaimana penilaian dilakukan juga termasuk dalam aspek instruksional. B. Proses keterampilan mengajar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) yang berpusat pada peserta didik adalah pendekatan pedagogis yang menempatkan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa sebagai fokus utama pembelajaran. Dalam situasi ini, guru bertindak lebih sebagai fasilitator daripada sebagai pengajar tradisional yang hanya menyampaikan materi. Guru merancang aktivitas yang memungkinkan siswa untuk aktif bergerak, berpikir kritis, dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka. C. Saya mengintegrasikan topik ketidakadilan sosial ke dalam kurikulum PJOK melalui diskusi dan refleksi. Misalnya, setelah kegiatan olahraga, guru bisa mengajak siswa berdiskusi tentang bagaimana ketidakadilan sosial dapat terlihat dalam dunia olahraga, seperti diskriminasi gender, ras, atau akses terhadap fasilitas olahraga. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya kebugaran fisik, tetapi juga mengembangkan kesadaran sosial mereka. D. Pendekatan pembelajaran diferensiasi sebenarnya sudah dilaksanakan disatuan pendidikan saya mengajar saat ini, namun masih butuh proses untuk dilaksanakan, perlu usaha dan kolaborasi dalam satuan pendidikan untuk memetakan kebutuhan belajar siswa seperti yang kami dilaksanakan melalukan assemen awal kelas 7 setiap tahun pelajaran dengan tujuan untuk memaksimalkan pelayanan dan mutu pembelajaran khsususnya pada mata pelajaran PJOK E. Pembelajaran Sport Education Model sangat baik jika dilaksanakan disatuan pendidikan dengan melibatkan pastisipasi aktif peserta didik serta melibatkan siswa dalam merancang program SEM dalam pembelajaran PJOK maka pembelaran akan lebih bermakna sesuai tujuan SEM. "So What" a. Untuk menetapkan aturan dan prosedur yang jelas untuk menjaga ketertiban dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Hal ini termasuk strategi untuk menangani gangguan atau perilaku tidak disiplin, serta cara untuk membangun hubungan yang baik antara siswa dan antara siswa dengan guru. Dengan pendekatan yang rasional dan terencana, guru dapat menciptakan suasana belajar yang produktif dan menyenangkan, yang pada akhirnya akan mendukung pencapaian tujuan pendidikan. b. Dengan memberi mereka kesempatan untuk berpartisipasi secara langsung dalam aktivitas fisik dan diskusi, siswa dapat mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan tentang kesehatan, serta sikap positif terhadap olahraga dan aktivitas fisik. Ini sejalan dengan tujuan utama PJOK. c. Keputusan untuk menggunakan strategi pengajaran yang beragam, seperti pembelajaran kooperatif, permainan yang mempromosikan kerja sama, dan penilaian formatif yang berkelanjutan, dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi ketidakadilan dalam kelas. Dengan cara ini, saya dapat lebih memahami kebutuhan individu setiap siswa dan menyesuaikan metode pengajaran untuk memastikan semua siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka. Pendekatan ini juga membantu dalam membangun lingkungan belajar yang lebih mendukung dan empatik. "Now What" A. Dalam aspek instruksional, penting bagi saya untuk menilai efektivitas metode pengajaran yang digunakan. Pengajar dapat menggunakan berbagai alat evaluasi, seperti survei kepuasan peserta didik, observasi kelas, dan analisis hasil belajar. Hasil evaluasi ini akan membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Misalnya, jika peserta didik merasa kurang terlibat, saya bisa mempertimbangkan untuk menambahkan lebih banyak aktivitas interaktif atau permainan yang relevan dengan materi yang diajarkan. B. Langkah pertama dalam mengevaluasi tindakan pengajaran adalah mengumpulkan data tentang proses belajar mengajar yang berlangsung. Data ini bisa berupa observasi langsung, umpan balik dari peserta didik, serta analisis hasil belajar mereka. Dengan data ini, saya dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam pendekatan pengajarannya. Misalnya, apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik? Apakah peserta didik terlibat secara aktif dalam proses belajar? Apakah tujuan pembelajaran tercapai dengan baik? C. Setelah evaluasi dilakukan, langkah berikutnya adalah merencanakan perbaikan tindakan pengajaran. Perencanaan ini harus berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran dengan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pengajar dapat mengadopsi berbagai strategi, seperti penggunaan metode pembelajaran yang lebih interaktif, penerapan teknologi dalam pembelajaran, atau penyesuaian materi ajar agar lebih relevan dan menarik bagi peserta didik. Selain itu, penting juga untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan manajemen kelas yang baik agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat belajar dengan lebih baik dan mencapai hasil yang optimal. D. Salah satu pendekatan yang efektif adalah menerapkan metode pembelajaran yang inklusif. Ini melibatkan penyesuaian materi dan metode pengajaran agar dapat diakses oleh semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Pengajar juga perlu memberikan perhatian yang seimbang kepada setiap peserta didik, memastikan bahwa semua memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan berkembang. Selain itu, pengajar dapat mengintegrasikan nilainilai keadilan sosial dalam kurikulum PJOK, seperti kerja sama, empati, dan penghargaan terhadap keragaman. E. Sport Education Model sebenarnya tidak jauh berbeda dengan program yang telah saya laksanakan disekolah kurang lebih 2 tahun terakhir, dimana siswa diperan dalam membuat program pertandingan dalam bentuk classmeeting dilaksanakan setelah ujian semester, memanfaatkan waktu tersebut sangat efektif dan bermakna untuk siswa, sehingga siswa bukan hanya sebagai penonton namun mereka telibat langsung sesuai perannya masing-masing. Namun dalam pelaksanaanya masih butuh proses untuk adaptasi dengan karakteriktik dan kemampuan siswa. Guru tetap memantau kegiatan yang dilakukan serta SEM juga bisa dirancang dalam pembelajaran intrakurikuler dengan membuat perencaan pembelajaran yang berorientasi dalam keterlibatan aktif siswa. Keterampilan Mengajar Pjok Yang Berpusat Pada Peserta Didik
Keterampilan Mengajar Pjok Yang Berpusat Pada Peserta Didik

Contoh Refleksi Modul 2.1_2.5 PKG PJOK Tentang Keterampilan Mengajar Pjok Yang Berpusat Pada Peserta Didik

Diposting pada

“What”

  1. Tindakan pengajaran memiliki dua aspek utama yang sangat penting, yaitu aspek instruksional dan manajerial kelas. Aspek instruksional berkaitan langsung dengan proses pembelajaran itu sendiri, termasuk metode dan strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Dalam aspek ini, informasi yang bisa diperoleh mencakup efektivitas berbagai metode pengajaran seperti ceramah, diskusi, proyek, dan pembelajaran berbasis masalah. Selain itu, informasi tentang seberapa jauh siswa memahami materi, bagaimana mereka terlibat dalam proses belajar, dan bagaimana penilaian dilakukan juga termasuk dalam aspek instruksional.
  2. Proses keterampilan mengajar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) yang berpusat pada peserta didik adalah pendekatan pedagogis yang menempatkan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa sebagai fokus utama pembelajaran. Dalam situasi ini, guru bertindak lebih sebagai fasilitator daripada sebagai pengajar tradisional yang hanya menyampaikan materi. Guru merancang aktivitas yang memungkinkan siswa untuk aktif bergerak, berpikir kritis, dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka.
  3. Saya mengintegrasikan topik ketidakadilan sosial ke dalam kurikulum PJOK melalui diskusi dan refleksi. Misalnya, setelah kegiatan olahraga, guru bisa mengajak siswa berdiskusi tentang bagaimana ketidakadilan sosial dapat terlihat dalam dunia olahraga, seperti diskriminasi gender, ras, atau akses terhadap fasilitas olahraga. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya kebugaran fisik, tetapi juga mengembangkan kesadaran sosial mereka.
  4. Pendekatan pembelajaran diferensiasi sebenarnya sudah dilaksanakan disatuan pendidikan saya mengajar saat ini, namun masih butuh proses untuk dilaksanakan, perlu usaha dan kolaborasi dalam satuan pendidikan untuk memetakan kebutuhan belajar siswa seperti yang kami dilaksanakan melalukan assemen awal kelas 7 setiap tahun pelajaran dengan tujuan untuk memaksimalkan pelayanan dan mutu pembelajaran khsususnya pada mata pelajaran PJOK
  5. Pembelajaran Sport Education Model sangat baik jika dilaksanakan disatuan pendidikan dengan melibatkan pastisipasi aktif peserta didik serta melibatkan siswa dalam merancang program SEM dalam pembelajaran PJOK maka pembelaran akan lebih bermakna sesuai tujuan SEM.

“So What”

  1. Untuk menetapkan aturan dan prosedur yang jelas untuk menjaga ketertiban dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Hal ini termasuk strategi untuk menangani gangguan atau perilaku tidak disiplin, serta cara untuk membangun hubungan yang baik antara siswa dan antara siswa dengan guru. Dengan pendekatan yang rasional dan terencana, guru dapat menciptakan suasana belajar yang produktif dan menyenangkan, yang pada akhirnya akan mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
  2. Dengan memberi mereka kesempatan untuk berpartisipasi secara langsung dalam aktivitas fisik dan diskusi, siswa dapat mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan tentang kesehatan, serta sikap positif terhadap olahraga dan aktivitas fisik. Ini sejalan dengan tujuan utama PJOK.
  3. Keputusan untuk menggunakan strategi pengajaran yang beragam, seperti pembelajaran kooperatif, permainan yang mempromosikan kerja sama, dan penilaian formatif yang berkelanjutan, dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi ketidakadilan dalam kelas. Dengan cara ini, saya dapat lebih memahami kebutuhan individu setiap siswa dan menyesuaikan metode pengajaran untuk memastikan semua siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka. Pendekatan ini juga membantu dalam membangun lingkungan belajar yang lebih mendukung dan empatik.

“Now What”

  1. Dalam aspek instruksional, penting bagi saya untuk menilai efektivitas metode pengajaran yang digunakan. Pengajar dapat menggunakan berbagai alat evaluasi, seperti survei kepuasan peserta didik, observasi kelas, dan analisis hasil belajar. Hasil evaluasi ini akan membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Misalnya, jika peserta didik merasa kurang terlibat, saya bisa mempertimbangkan untuk menambahkan lebih banyak aktivitas interaktif atau permainan yang relevan dengan materi yang diajarkan.
  2. Langkah pertama dalam mengevaluasi tindakan pengajaran adalah mengumpulkan data tentang proses belajar mengajar yang berlangsung. Data ini bisa berupa observasi langsung, umpan balik dari peserta didik, serta analisis hasil belajar mereka. Dengan data ini, saya dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam pendekatan pengajarannya. Misalnya, apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik? Apakah peserta didik terlibat secara aktif dalam proses belajar? Apakah tujuan pembelajaran tercapai dengan baik?
  3. Setelah evaluasi dilakukan, langkah berikutnya adalah merencanakan perbaikan tindakan pengajaran. Perencanaan ini harus berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran dengan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pengajar dapat mengadopsi berbagai strategi, seperti penggunaan metode pembelajaran yang lebih interaktif, penerapan teknologi dalam pembelajaran, atau penyesuaian materi ajar agar lebih relevan dan menarik bagi peserta didik. Selain itu, penting juga untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan manajemen kelas yang baik agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat belajar dengan lebih baik dan mencapai hasil yang optimal.
  4. Salah satu pendekatan yang efektif adalah menerapkan metode pembelajaran yang inklusif. Ini melibatkan penyesuaian materi dan metode pengajaran agar dapat diakses oleh semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Pengajar juga perlu memberikan perhatian yang seimbang kepada setiap peserta didik, memastikan bahwa semua memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan berkembang. Selain itu, pengajar dapat mengintegrasikan nilainilai keadilan sosial dalam kurikulum PJOK, seperti kerja sama, empati, dan penghargaan terhadap keragaman.
  5. Sport Education Model sebenarnya tidak jauh berbeda dengan program yang telah saya laksanakan disekolah kurang lebih 2 tahun terakhir, dimana siswa diperan dalam membuat program pertandingan dalam bentuk classmeeting dilaksanakan setelah ujian semester, memanfaatkan waktu tersebut sangat efektif dan bermakna untuk siswa, sehingga siswa bukan hanya sebagai penonton namun mereka telibat langsung sesuai perannya masing-masing. Namun dalam pelaksanaanya masih butuh proses untuk adaptasi dengan karakteriktik dan kemampuan siswa. Guru tetap memantau kegiatan yang dilakukan serta SEM juga bisa dirancang dalam pembelajaran intrakurikuler dengan membuat perencaan pembelajaran yang berorientasi dalam keterlibatan aktif siswa.